MENTERI Pendidikan serta Kebudayaan Muhadjir Effendy, resmikan Museum Taman Tino Sidin, di Kadipiro, Bantul, Daerah Spesial Yogyakarta, Kamis (14/12). Dalam peresmian itu, Muhadjir mengatakan, melukis dapat jadi alat evaluasi serta penguatan pendidikan ciri-ciri buat generasi penerus Indonesia. “Saya begitu mengapresasi terdapatnya museum ini,” kata Muhadjir.
Baca Juga : Candi Kalasan
Ia meneruskan dalam kerangka pendidikan saat ini, kehadiran museum Tino Sidin dapat jadi alat untuk membuat ciri-ciri anak lewat seni gambar. “Ketrampilan melukis, suka melukis, serta kerajinan melukis,” terangnya. Menurut Muhadjir ada tiga segi yang perlu dikerjakan dalam pembentukan ciri-ciri. Pertama, ialah norma seperti budi pekerti, sopan santun serta ahlak mulia. “Ke-2 segi estitika yaitu masalah keindahan serta salah satunya medianya ialah melukis seperti yang ada pada museum Tino Sidin serta segi ke-3 ialah nalar,” terangnya.
Baca Juga :Gua Pindul
Tino Sidin ialah salah satunya pelukis legendaris yang begitu dekat dengan anak-anak. Lahir di Tebing Tinggi Sumetra pada 25 November 1925 serta wafat pada 29 Desember 1995.Pak Tino, demikian anak-anak akrab menyapanya, seringkali tampil di TVRI pada masa 1990-an belajar meluksi bersama dengan anak-anak. Panca Takariyati Sidin, anak ke lima Tino Sidin menjelaskan, pembuatan museum Taman Tino Sidin adalah sisi dari harapan Pak Tino Sidin sewaktu hidup yang di inspirasi dari Taman Ismail Marzuki. Akan tetapi baru dapat diresmikan saat ini.
Baca Juga : Taman Sari Yogyakarta
“Kami (keluarga) ingin melestarikan apakah yang beliau (Tino Sidin) lakukan, supaya bisa dikenang serta dapat memberikan inspirasi orang,” tuturnya. Dalam Taman Tino Sidin, lanjut Panca, ide yang digunakan tidak hanya menjadi museum karya-karya Tino Sidin, ikut jadi ruang umum atau galeri buat penduduk yang ingin menunjukkan karyanya.