Candi Gunung Kawi atau Candi Tebing Kawi ialah situs purbakala yang dilindungi di Bali. Terdapat di Sungai Pakerisan, Dusun Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali, Indonesia.[1]:180 Candi ini begitu unik sebab umumnya candi berbentuk batuan utuh yang terbuat dari bata merah atau batu gunung, akan tetapi candi ini tidak semacam itu tetapi pahatan pada dinding tebing batu padas di pinggir sungai. Nama Gunung Kawi tersebut konon datang dari kata Gunung serta Kawi. Gunung bermakna Gunung atau Pegunungan serta Kawi Bermakna Pahatan Jadi Candi Gunung Kawi bermakna Candi yang dipahat diatas gunung.
Candi ini terdapat seputar 40 km. dari Kota Denpasar dengan perjalanan seputar 1 jam memakai mobil atau motor. Sesaat dari Kota Gianyar berjarak seputar 21 km. atau seputar 1/2 jam perjalanan. Jika tidak membawa kendaraan pribadi, dari Denpasar ataupun Gianyar wisatawan bisa manfaatkan layanan taksi, bus pariwisata, ataupun layanan agen perjalananCandi ini dibuat kurang lebih era ke-11 Masehi pada saat pemerintahan Raja Udayana sampai pemerintahan Anak Wungsu. Raja Udayana adalah salah satunya raja populer di Bali yang datang dari Dinasti Warmadewa.
Baca Juga :Bali Besakih Holidays Tour Packages
Lewat pernikahannya dengan seseorang puteri dari Jawa yang bernama Gunapriya Dharma Patni, dia mempunyai anak Erlangga serta Anak Wungsu. Sesudah dewasa, Erlangga lalu jadi raja di Jawa Timur, sesaat Anak Wungsu menyuruh di Bali. Pada saat berikut diprediksikan candi tebing kawi dibuat. Salah satunya bukti arkeologis untuk memperkuat anggapan itu ialah tulisan diatas pintu-semu yang memakai huruf Kediri yang berbunyi “haji lumah ing jalu” yang berarti sang raja yang (dengan simbolis) dimakamkan di Jalu.
Raja yang disebut ialah Raja Udayana. Sedang kata jalu yang disebut panggilan untuk taji (senjata) pada ayam jantan, bisa diasumsikan sebagai keris atau pakerisan. Nama Sungai Pakerisan atau Tukad Pakerisan berikut yang sekarang diketahui menjadi nama sungai yang membelah dua tebing Candi Kawi itu. Candi ini diketemukan kembali oleh periset Belanda seputar tahun 1920.
Baca Juga :
Sewa Mobil Bali
Rental Motor Bali
Wisata Sumba
Bali Car Rental
Jasa SEO Indonesia